Markus 14:34, 37-38 (TB) lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah.”
Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.”
Tiga kali Tuhan Yesus memperingatkan murid-murid-Nya supaya berdoa dan berjaga-jaga di dalam doanya itu. Tuhan sudah mengingatkan juga sebelumnya bahwa mereka akan tergoncang. Artinya akan terjadi suatu peristiwa besar yang Tuhan Yesus sendiri sampaikan dalam tiga kali pemberitaan tentang penderitaan-Nya. Terbukti kemudian bahwa mereka tidak waspada dan tidak siap sehingga mereka benar-benar ketakutan. Mulai dari penangkapan Yesus, penyangkalan Petrus, penyaliban, kematian dan jasad Tuhan Yesus yang raib dalam kebangkitan. Dalam setiap peristiwa yang menimpa Tuhan Yesus mereka gagal.
Mundur ke belakang sedikit membandingkan dengan perjalanan Elia terakhir bersama Elisa dalam 2 Raja-raja 2:1-15. Tiga kali Elia memberitahukan rencana perjalanannya dan meminta Elisa berhenti mengikutinya, tetapi Elisa bersikeras untuk tidak berhenti dan terus mengikuti Elia. Kita tahu akhirnya, sekalipun Elisa ditinggalkan oleh Elia tetapi Elisa memperoleh dua bagian dari roh Elia seperti yang dimintanya. Itu berbicara warisan utama yaitu pengurapan dari kepenuhan Roh Allah. Elisa tidak tergoncang tetapi sebaliknya menggoncangkan negeri-negeri dan bangsa-bangsa lebih besar dari yang Elia lakukan.
Tuhan Yesus lebih besar dari Elia tetapi murid-murid-Nya tidak siap mengalahkan dirinya sendiri, lebih mengasihi diri sendiri atau memanjakan kelemahan sendiri. Tuhan tidak pernah menjadi berkurang kuasa dan keperkasaan-Nya. Karya salib-Nya sudah final dan tuntas. Tetapi apakah karya dan kuasa itu bekerja efektif di dalam kita, keteguhan hati kita yang menentukannya.
Yosua 1:9
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi.” Diperlukan keberanian mengalahkan diri sendiri untuk mengalami janji dan kuasa Allah.