Sama seperti manusia pada umumnya demikian juga seorang hamba Tuhan memiliki Tubuh, Jiwa dan Roh, saya ingin membahas masalah kejiwaan yang sering mempengaruhi mentalitas seorang hamba Tuhan yang menikah yaitu Family Functioning(Fungsi Keluarga).

Apa yang di maksud dengan Family functioning ?, umpamanya pada sebuah mobil biasanya memiliki roda, Kalau ga ada roda gabisa jalan kan, biasa ada mesin sebagai tenaga penggerak, ada setir untuk belok kekiri dan ke kanan, ada rem ada gas dll, dimana hal-hal tersebut ada fungsinya, demikian juga dalam keluarga ada bagian dalam keluarga yang memiliki fungsi tertentu dan bila ada fungsi yang tidak berjalan baik bisa terjadi yang di sebut disfungsi family yang akan mengganggu keharmonisan kehidupan berumahtangga yang akan dirasakan oleh semua anggota keluarga yang bisa berdampak pada mentalitas anggota keluarga.

Dikenal ada Sembilan fungsi keluarga ( ada juga yang mengatakan lebih dari 9) yaitu :

1.Koalisi pernikahan ( marital coalition). Merupakan proses dua menjadi satu, dimana suami dan istri yang memiliki latar belakang keluarga, budaya, dan karakter berbeda beradaptasi untuk hidup Bersama membangun kesatuan dalam rumah tangga. Pdt.Simamora memberi contoh 1/2 + 1/3 tidak dapat ditambahkan langsung tapi harus dirubah penyebutnya menjadi 3/6+ 2/6 = 5/6 sama seperti itu Suami harus mau berubah demikian juga istri harus mau berubah menjadi seperti kristus supaya betul betul bisa menyatu. Dalam kebersamaan inilah kedua pasangan bisa membangun kehangatan (afeksi) yang memungkinkan untuk melakukan hubungan seksual yang menyenangkan (untuk prokreasi dan rekreasi) . Pasangan yang masing masing mempertahankan karakternya tampa mau beradaptasi dengan pasangan sering mengalami percekcokan dalam kehidupan rumahtangganya, atau sering menyebabkan salah satu pasangan menjadi korban kekerasan baik fisik, Verbal maupun kekerasan emosional

2.Family Cognition : Memiliki gambar diri dan keluarga yang sesuai dengan kenyataan, menerima kenyataan lahir di indonesia jadi orang Indonesia , menyadari dan menerima keadaan status ekonomi, status sosial, puas dengan keluarga yang dianugrahkan Tuhan. Keadaan ini akan mampu membuat koalisi saudara sekandung dengan baik, dan memiliki harga diri yang baik sebagai satu keluarga bagi anak-anaknya

3.Basic Family Tasks : keluarga mampu memenuhi tugas-tugas keluarga yang Pokok seperti

    a.Menyediakan kebutuhan pokok (sandangan,Pangan, Papan/perumahan). Sebagai orang beriman kita percaya Allah mencukupkan segala keperluan kita, pada kenyataan perlu ada iman dan juga perbuatan  (kerajinan) untuk mencukupkan kebutuhan  keluarga. Ada hambatuhan yang melayani hanya beberapa keluarga dengan persembahan kasih untuk kehidupan mereka yang terbatas, tapi mereka rajin berusaha dari jualan es, berjualan bensin untuk kebutuhan keluarga dan juga bantu jemaat yang kekurangan

b.Pengasuhan dan dukungan keperluan anak.

Pasangan suami istri harus sehati dalam menentukan pola asuh dalam mendidik anak, menyediakan tempat dan sarana yang menyenangkan untuk anak  bisa bermain dan bertumbuh dengan baik di rumah walau dengan sederhana.

c.Sexual gratification ( untuk suami istri)

Pasangan suami istri harus saling memenuhi kebutuhan pasangannya dalam seksualitas, hindarkan keadaan karena marah jadi tidak mau melayani kebutuhan seks pasangan karena itu akan merusak hubungan. Setidak nya untuk pasangan muda umumnya dalam seminggu 2 kali berhubungan suami istri

d.Life Skill development (sekolah/Pendidikan, pengembangan karir, minat, pekerjaan)

Setiap anggota keluarga didukup untuk bisa mendapatkan pendidikan yang cukup sesuai kemampuan, juga dalam pengembangan dalam karir dan pekerjaan, juga dalam keterampilan lainnya yang akan bermanfaat dalam kehidupannya.

  • Communication skills .

menjadi keluarga yang mampu mengembangkan kemampuan untuk komunikasi dengan baik meliputi :

  1. Keterampilan komunikasi sehari-hari (mampu berdialog)

Orang tua memberi teladan dalam komunikasi dengan menghindarkan konfrontasi dalam berbicara, walaupun sedang dalam konflik usahakan berdialog (tukar pikiran dengan baik / kepala dingin ) tidak dengan bertengkar

  • keterampilan dalam memecahkan masalah

Kemampuan memecahkan masalah perlu dilatih melalui dialog dengan pasangan atau bahkan melibatkan anak (bila masalah bukan yang berat/rahasiah untuk anak ) sehingga kebiasaan ini akan menimbulkan pola hidup yang baik juga bagi keluarga, dan bila masalah cukup berat dan kita kesulitan jangan segan bertanya pada orang yang lebih mampu untuk menolong memecahkan masalah kita.

  • mengembangkan kemampuan dalam menyelesaikan konflik

Konflik akan selalu terjadi dalam kehidupan rumah tangga, jangantakut dengan konflik yang pasti harus ada cukup kasih untuk menyelesaikan konflik yang terjadi baik konflik itu antara pasangan , atau orang tua dengan anak, atau antara anak dengan anak, penting untuk mendengar dan mengerti masalah yang terjadi dan berusaha untuk menyelesaikan konflik tersebut

  • mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan ketidak sefahaman

Ketidak sepahaman antar pasangan biasa terjadi akibat latar belakang yang berbeda, pengalaman yang berbeda, bila ketidak sepahaman itu tidak bisa di jembatani kita harus belajar untuk bisa menerima perbedaan pandangan atau pendapat dan tetap damai. Misalnya kalau suami tak suka warna merah ya jangan belikan baju warna merah beli aja warna lain. Kalau istri suka makan sambel terasi sementara suami merasa terasi makanan yang dibusukan dan bau  jangan paksakansuami makan sambal terasi, kasih aja sambal ABC

  • Family Rule/System :

keluarga harus menegakan dan memelihara batas-batas yang layak yang merupakan nilai-nilai keluarga. Meliputi membuat aturan bagi anggota keluarga dan menerapkan nya, misalnya aturan batas jam pulang malam, dalam pengaturan keuangan bila suami dan istri ada sumber penghasilan yg berbeda baik di satukan, berapa persen ditabung, berapa persembahan untuk orang tua, berapa untuk dipakai pelayanan dll

  • Individuation :

setiap anggota keluarga memiliki hak dan kebebasan dalam hal

    a.Kebebasan dalam pengembangan diri

    b.kebebasan dalam pengembangan kepribadian

    c.kebebasan mencari jati diri

    d.kebebasan dalam menentukan Pendidikan dan meniti karir

    e.tetap dalam batas kenormalan

jangan pernah paksakan anak harus sekolah/kuliah tertentu yang tidak disukainya. Juga jangan menghambat karir anak kita atau pasangan kita sesuai kemauan kita , tetapi biarkan kehendak Tuhan terjadi dalam hidup nya

  • Affectivity :

mampu membangun suasana nyaman didalam rumah

   a.membangun kehangatan sesama anggota keluarga

   b.adanya sukacita didalam rumah

   c.ada rasa humor/ kegembiraan yang cukup

   e.kebijaksanaan  dan emphaty

   f.kesesuaian ekspresi emosi dengan lingkungan

8.Effective responsive to change :

keluarga harus memiliki kepekaan terhadap situasi krisis dan menanggulanginya dengan mengadakan perubahan perubahan. Contoh ada keluarga kaya yang memiliki kewajiban bayar utang ke Bank, saat usaha bankrut dan tak bisa bayar cicilan , rela menjual 3 buah rumah lalu ngotrak rumah dan menjual mobilnya ganti pakai motor, dimana sang istri rela jualan Jus buah buahan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari tampa merasa gengsi. Tapi ada keluarga yang lain yang mengalami hal yang hampir sama tidak mau berubah tetap mempertahankan ke mewahan  dengan berhutang ke teman teman

9.Behavior kontrol :

 keluarga harus bisa mengontrol dan monitor perilaku anggota keluarga dalam situasi yang berbahaya baik secara fisik maupun perilaku sosial misalnya : anak kecil lari kejalan, menahan agresi, kenakalan, seksual kontrol dll.

Bila fungsi -fungsi keluarga ini berjalan dengan baik akan menjadi rumah keluarga yang berbahagia dimana setiap anggota keluarga merasakan kebahagiaan dan merasa nyaman dengan suasana rumah , betah dirumah (home sweet home)

Fungsi keluarga yang tidak berjalan baik misalnya satu atau beberapa fungsi tidak berjalan (disfunction family) sering kali menyebabkan trauma pada anggota keluarga yang bisa berdampak pada gangguan mental di kemudian hari. Seringkali disfunction family ini berdampak pada ketidak harmonisan hubungan suami istri yang bisa menjadi pemandangan yang kurang baik di tengah jemaat, bahkan ada keluarga yang berahir dengan perceraian

Perlu meneliti kehidupan kita dan melihat hal-hal yang masih harus di bangun atau diperbaiki dalam kehidupan berkeluarga yang kita jalani supaya kita melahirkan generasi yang lebih baik bagi masa depan bangsa kita.