- Rancangan kekal Tuhan atas manusia
“Pada mulanya Allah menciptakan awal dan akhir langit , awal dan akhir bumi” Kejadian 1:1 ( sesuai dengan bahasa Ibrani)
“Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Kejadian 1:26-27
Tuhan menciptakan dunia dan manusia dengan tujuan, yaitu supaya kemuliaan yang dimilikiNya ditransmisikan di dunia dengan memberikan kemuliaanNya kepada manusia. Karena itu Tuhan memberikan gambar dan rupaNya kepada manusia. Dengan kemuliaan itu, maka manusia memiliki otoritas untuk berkuasa di bumi.
Ketika Tuhan menciptakan bumi, maka Tuhan juga menciptakan waktu. Waktu itulah yang menyebabkan bumi ada awal dan akhirnya. Waktu yang diberikan kepada dunia dan manusia adalah bagian dari rencana kekal dari Tuhan yang maha kuasa dan maha tahu. Ketika manusia melakukan dosa, maka manusia kehilangan kemuliaan dan otoritasnya, manusia menjadi budak dosa dan setan. Hal ini berakibat kepada dunia sehingga dunia semakin rusak dan hancur. Kristus datang untuk merebut kembali manusia dan dunia yang menuju kehancuran agar dapat kembali kepada tujuan mulanya, yaitu mengalami kemuliaanNya.
“Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.’” (Wahyu 5:9-10).
Yesus mengirimkan Roh Kudus untuk membaharui bumi dengan memasuki hati manusia dan membaptis dengan Roh Kudus. UmatNya diberi otoritas dan tanggung jawab untuk menggenapi rencana awal, yaitu supaya bumi mengalami kemuliaanNya sesuai dengan Firman Tuhan: “Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut.” Habakuk 2:14.
Tuhan memberikan Pesan yang harus di sampaikan kepada dunia adalah dengan “kingdom Gospel” sesuai dengan Matius 24:14,
Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”
strategi yang diberikan oleh Tuhan kepada umatNya adalah dengan memuridkan bangsa-bangsa. Pemuridan dilakukan (Matius 28:18b-20) agar terbangun komunitas kerajaan Allah yang hidup dalam kemuliaanNya atau “kingdom culture”, serta memiliki otoritas untuk memerintah di bumi (Matius 16:18-20).
- Rancangan Allah bagi bangsa Israel
Kerajaan Allah dalam Perjanjian Lama merupakan panggilan imamat bagi Israel untuk masuk dalam ketaatan mutlak kepada Allah dan menjadi model bagi bangsa-bangsa kafir. Mereka dipanggil menjadi agen utama ilahi untuk menunjukkan kepada bangsa-bangsa sekitar seperti apa kehidupan bangsa yang merajakan Allah dalam kesucian dan kekudusan, agar pada akhirnya bangsa-bangsa tertarik untuk mengadakan “studi banding” dan memutuskan untuk menyembah-Nya setelah melihat betapa indahnya suatu bangsa yang bertuhankan Allah dan berkerajaan imam.
“Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.
Inilah semuannya firman yang harus kau katakan kepada orang Israel.” (Keluaran 19:6)
Kalau kita mencermati akar dari konsep Kerajaan Allah di Perjanjian Lama, maka kita akan temukan bahwa penekanan konsep Kerajaan Allah bukanlah dalam makna area kekuasaan atau sebuah teritorial dengan seorang raja yang memerintah di atasnya. Jadi maknanya berbeda dengan pemahaman modern tentang kerajaan pemerintahan negara atau kerajaan masa kini. Lalu apakah makna Kerajaan Allah yang sesungguhnya?
Kata Ibrani untuk Kerajaan “Malkut” diartikan “kingship, kingly rule, reign, sovereignty.” Jadi Kerajaan Allah dapat diartikan sebagai bertakhtanya Allah sebagai raja yang berdaulat atas umat-Nya dan alam semesta ciptaan-Nya. Kerajaan Allah tidak mengacu kepada teritori atau tempat yang istimewa dan penuh dengan kebahagiaan (seperti gambaran kebanyakan orang percaya tentang surga yang sering dikaitkan dengan Kerajaan Allah), melainkan menunjuk kepada pemerintahan Allah atas umat-Nya dan atas semesta ciptaan-Nya, yang dalam banyak hal berbeda bahkan bertolak belakang dari pemerintahan dunia ini.
Salah satu perbedaan dasar adalah pada hakekat Kerajaan Allah yang dideskripsikan pada Kel. 19: 4-6, khususnya pada frase “Kerajaan Imam.” Pengelolaan kerajaan tidak didasarkan atas birokrasi struktural, tetapi lebih pada pemerintahan berciri keimaman, yakni memerintah dengan melayani. Allah telah membangun fundasinya dengan memberi teladan dari tindakan-Nya sendiri, “Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku” (ay. 4). Kini, tugas yang sama diembankan kepada umat Israel, untuk menjadi Kerajaan Imam.
Makna Kerajaan Imam ini tidak terlepas dari dua deskripsi lainnya dalam kovenan itu, yakni Israel menjadi “harta kesayangan” dan “bangsa yang kudus” (ay. 5). Sebagai “harta kesayangan,” Israel menjadi bangsa yang dikhususkan untuk tujuan Allah semata, dan sebagai “bangsa yang kudus,” Israel didesain untuk menjadi model atau prototipe dari suatu umat yang menjadikan Allah sebagai Tuhannya. Keunikan itu tampak antara lain dalam pengelolaan negara, yang tidak dipimpin oleh para politisi dengan kemampuan diplomasi, konspirasi atau kolusi untuk menghimpun dukungan massa atau mendapatkan rating elektabilitas tinggi, melainkan oleh para imam yang mengandalkan iman dan ketaatan kepada Allah. Israel tidak dimaksudkan menjadi bangsa eksklusif yang jaya perkasa dalam menaklukkan bangsa-bangsa sekitarnya, tetapi menjadi bangsa imam yang inklusif untuk melayani bangsa-bangsa di sekelilingnya. Bangsa-bangsa dan alam semesta tidak “ditaklukkan” dengan kekuatan pedang atau strategi politik, tetapi melalui pelayanan keimamannya.
Dalam wujud yang lebih praktis, Musa menjabarkan konsep Kerajaan Imam ini dalam Ulangan 17:14-20. Konsep ini sudah dipaparkan oleh Musa jauh sebelum Israel membentuk pemerintahan monarki pada masa Saul beberapa abad kemudian. Ayat 16-17 menjelaskan tiga perbuatan raja yang dapat meruntuhkan hakikat Kerajaan Imam:
pertama, memelihara banyak kuda, simbol kekuatan militer. Kejayaan suatu bangsa salah satunya diukur dari berapa banyak pasukan berkuda yang dimiliki (bdk. Kel. 14:23; 2Taw. 16:8; Mzm. 20:7), sementara Kerajaan imam justru harus menghindari jebakan ini.
Kedua, beristri banyak, yang dalam konteks politik dunia timur dekat kuno saat itu, perkawinan berkaitan dengan ikatan politik satu bangsa dengan bangsa lain yang juga terkait dengan perkawinan religius (bdk. kegagalan rejim Salomo dalam 1Raj. 11:4-8).
Ketiga, mengumpulkan emas dan perak yang banyak, yang bertujuan menghindarkan Israel dari bersandar pada kekuatan ekonomi seperti bangsa-bangsa sekitarnya. Jadi, ketiga larangan yang diajukan Yahweh sebagai prasyarat monarkhi berdasar pada tiga hal yang berpotensi menggagalkan Israel menjadi sebuah Kerajaan Imam, yakni kekuatan militer, politik dan ekonomi.
Karena itulah Allah merasa tertolak ketika umat-Nya meminta seorang raja (1 Sam 8:7). Yang mereka inginkan sesungguhnya bukan sekadar seorang raja-manusia tapi lebih jauh ingin menginstitusionalisasi suatu kerajaan monarki baru yang ekslusif, yang pada akhirnya mengizinkan pembangunan kekuatan militer, politik dan ekonomi yang kuat demi kelanggengan eksistensi diri. Mereka telah melupakan “the reason for being” dari tujuan pembentukan pemerintahan.
Jika umat Tuhan kembali kepada pemahaman Kerajaan Imam dan mengaplikasikan dalam kehidupan umatNya maka, tidaklah mengherankan dalam nubuat Yesaya dikatakan bahwa pada hari-hari terakhir bangsa-bangsa kafir akan berduyun-duyun datang ke rumah Tuhan dengan kerinduan “… supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya…” (Yes. 2:2-3). Inilah juga nubuat yang akan dipenuhi oleh Gereja Tuhan masa kini, karena sekarang “kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Pet. 2:9).
- Gereja kesaksian Kerajaan Allah
1. Istilah Kerajaan Allah dan Kerajaan Surga
Kata kerajaan ini dipakai sekitar 160 kali dalam PB. Tidak ada perpedaan antara kedua istilah tersebut, tetapi ada makna yg unik. Matius selalu menggunakan ungkapan “Kerajaan Surga” Karena ia menulis kepada orang-orang Yahudi yang bertobat. Sedangkan Markus, Lukas, dan Yohanes menggunakan “Kerajaan Allah”. Kerajaan Surga bersifat kekal tidak bergantung waktu Dan situasi sedang man Kerajaan Allah terkait dengan waktu dan peranan umat Tuhan di bumi.
2. Kerajaan Surga bersifat universal dan kekal, artinya tidak pernah ada waktu dimana kerajaan Surga tidak ada. Ia tidak mempunyai awal dan akhir.
3. Kerajaan Allah berkuasa, memerintah atas seluruh Kerajaan.
4. Kerajaan Allah semuanya bersifat inklusif, termasuk dalamnya adalah diri sendiri, bidang kekuasannya, semesta alam, para malaikat terpilih, surga, Para malaikat yang jatuh dan semua ciptaan, dan umat manusia diatas bumi ini. Semuanya berada dibawah kendali dan kekuasaanNya.
5. Kerajaan Allah adalah pemerintahan Allah yang meliputi surga dan bumi.
(Conner, Kevin J., 1982. The Church in the New Tastement. Edisi Indonesia dengan judul Jemaat Dalam Perjanjian Baru, diterjemahkan (2004), Penerbit Gandum Mas: Malang).
Jadi, Kerajaan Allah adalah kerajaan yang bersifat universal dan kekal; dari awal sampai akhir, semuanya termasuk di dalamnya atau inklusif, kemarin, sekarang dan selama-lamanya. Kerajaan Allah meliputi segala sesuatu yang adalah milik Allah. (W.A Criswell, 1982. Theology Systematic. First Baptist Church in Dallas).
GEREJA DAN KERAJAAN ALLAH
Di dalam Alkitab kita mendapatkan bahwa Yesus sendirilah yang pertama kali menggunakan kata Gereja atau Jemaat.( Ecclesia )
Dalam Matius 16:16-18, ketika pertama kali Kristus berbicara mengenai gereja, yang Ia maksudkan adalah Gereja atau Jemaat yang Universal, yang sesungguhnya tidak kelihatan oleh mata manusia. Atas dasar penyataan Yesus ini maka dapat disebutkan bahwa gereja adalah:
1. Milik Kristus;
2. Hanya ada satu (kata gereja di sini tidak di tulis dalam bentuk jamak);
3. Didirikan oleh Kristus sendiri;
4. Dibangun atas Batu Karang (pondasi rohani), yaitu Yesus Kristus;
5. Akan mengalahkan alam maut;
6. Memiliki kunci Kerajaan surga
7. Akan memiliki kuasa untuk mengikat dan melepaskan, baik di bumi maupun di sorga.
Jelaslah bahwa diantara Kerajaan Allah dan gereja terdapat hubungan yang erat, karena Kristus telah memberikan kunci kerajaan surga kepada gereja.
George E. Ledd menyatakan bahwa Kerajaan Allah harus dianggap sebagai pemerintahan Allah. Gereja dengan demikian merupakan kumpulan orang yang berada dibawah pemerintahan Allah. Kerajaan Allah adalah kepemimpinan Allah, sedangkan gereja merupakan masyarakat yang berada dibawah kepemimpinan tersebut. Lima butir dasar hubungan di antara Kerajaan Allah dengan gereja, yaitu :
1. Gereja bukan Kerajaan Allah.
2. Kerajaan Allah mendirikan Gereja.
3. Gereja menyaksikan kerajaan Allah.
4. Gereja merupakan alat Kerajaan Allah.
5. Gereja adalah duta Kerajaan Allah di bumi
Jadi, Gereja meruapakan manifestasi dari kerajaan atau pemerintahan Allah. Gereja merupakan bentuk pemerintahan Allah tersebut dimuka bumi ini. Gereja merupakan manifestasi pemerintahan Allah yang berdaulat di dalam hati kita, dimana kehendak Allah dilaksanakan. (Erickson, Millard J., 1985. Christian Theology. Edisi Indonesia diterjemahkan (1998), 3 jilid, Penerbit Gandum Mas: Malang) - INJIL KERAJAAN ALLAH
kita dapat mengetahui betapa pentingnya Kerajaan Allah bagi Tuhan Yesus pada saat Dia ada di dunia. Sebab sebelum Ia terangkat ke sorga, selama 40 hari Yesus masih terus berbicara tentang Kerajaan Allah:
Ayat ini menegaskan betapa pentingnya perihal Kerajaan Allah bagi Yesus dan kita dapat melihat dalam pelayanan-Nya hal Kerajaan Allah disebut berulang kali.
Ada 2 misi Injil : Keselamatan dan Kerajaan:
1. Injil Keselamatan telah kita terima dan alami pada saat kita mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dengan tanda memberi diri kita untuk dibaptis.
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10:9) “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, …” (Markus 16:16)
Yesus datang ke dunia memberikan diri-Nya menjadi korban penebus dosa-dosa kita dengan menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, bagi kita yang dikasihi-Nya. Itulah Injil Keselamatan. Dan Yesus adalah Injil Keselamatan itu sendiri. “Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.” (Kisah Para Rasul 28:31)
2. Injil Kerajaan kita alami jika kita hidup di dalam pemerintahanNya.
Yesus datang bukan hanya untuk menyelamatkan kita dari dosa, tetapi juga untuk membangun Kerajaan Allah di atas bumi ini.
Yesus ada di dunia dengan pekerjaan yang diberikan Bapa kepada-Nya yaitu mengajar dan memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada semua orang serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Tujuan Bapa mengutus Anak-Nya yaitu memberitakan Injil Kerajaan Allah.
“Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.” (Matius 4:23) “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” (Lukas 4:43)
Yesus tidak hanya berhenti sampai Injil Keselamatan saja, akan tetapi Ia juga memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kita percaya bahwa dengan adanya firman tersebut di atas yang membuktikan bahwa tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia bukan hanya untuk menyelamatkan kita. Yesus juga memberikan ‘tugas’ kepada kita untuk melakukan kehendak Bapa yaitu membangun Kerajaan Allah dengan melakukan pekerjaan Kerajaan Allah. Jadi setelah menerima Injil Keselamatan kita harus bekerja agar kemuliaan Allah dinyatakan kembali di seluruh bumi ini.
“… bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.” (Kisah Para Rasul 26:20)
Injil Keselamatan haruslah bekerja bersama dengan Injil Kerajaan Allah supaya tujuan Allah mengutus Anak-Nya bagi kita, dapat digenapi dan menjadi sempurna.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir zaman.” (Matius 28:19-20) “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Matius 24:14)
Kebanyakan dari kita hanya berhenti sampai Injil Keselamatan saja. Dan tidak melanjutkan perjalanan kita bersama Tuhan dengan memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kita tidak boleh lalai dalam memberitakan seluruh maksud Allah (Kisah Para Rasul 20:27). Kita melakukan pekerjaan ‘membangun Kerajaan Allah’ dengan tujuan supaya kemuliaan Tuhan dinyatakan kembali atas seluruh bumi dengan cara; kita yaitu manusia yang dijadikan menurut gambar dan rupa Allah, berkuasa atas seluruh bumi (Kejadian 1:26.)
Pelayanan dalam gereja sangatlah penting. Kita harus memelihara rumah Tuhan. Tapi gereja juga harus menjadi tempat pelatihan bagi kita yang akan mempengaruhi komunitas di mana kita berada. Karena gereja adalah agen perwakilan Kerajaan Allah. Tempat dimana prajurit-prajurit Allah diperlengkapi sebelum diutus ke tengah-tengah dunia.
Tentu saja untuk membangun Kerajaan Allah kita harus mempunyai hubungan yang intim dengan Tuhan. Kita harus memiliki hati dan karakter seperti Tuhan Yesus, barulah kita dapat maksimal dalam melakukan pekerjaan Kerajaan Allah. Karena tidak mungkin kita dapat melakukan pekerjaan Kerajaan Allah tanpa hidup intim dengan Allah, tanpa mengasihi Dia, tanpa mengenal Dia dan tanpa mengerti apa yang menjadi kehendak hati-Nya.
Pada saat kita dapat mempengaruhi dan mengubah prinsip-prinsip dunia dengan prinsip-prinsip Kerajaan Allah, maka genaplah firman Tuhan,
“… Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.” (Lukas 17:21)
Kemuliaan Tuhan haruslah menaklukkan dunia ini, melalui kita semua yang telah dipanggil dan dipilih Allah.
- MEMANIFESTASIKAN KERAJAAN ALLAH
1. Berdoa Dan berpuasa
Kita perlu berdoa dan berpuasa agar kerajaan Allah hadir dimana saja umat Tuhan berada.
2. Mengaplikasikan doa Yesus.
Matius 6:10 adalah kehendak kekal Tuhan, . Respon kita terhadap doa tersebut adalah misi kita. Misi kepada setiap orang. Misi untuk kota dan bangsa. Misi untuk bangsa-bangsa (dunia)
Setiap bangsa memiliki pilar-pilar yang menopang masyarakatnya dan yang sangat mempengaruhi kehidupan rakyatnya untuk lebih baik atau lebih buruk, terhadap Allah dan kebenaran hidup atau terhadap setan, korupsi, ketidakadilan, dan sebagainya.
Pilar-pilar dalam masyarakat dimana kita menghadirkan Kerajaan Allah.
a. Pemerintahan. Eksekutif, legislatif, yudikatif.
b. Hukum dan Politik. Politik nasional dan lokal, administrasi, perundang-undangan, sidang pengadilan, dan penjara, dan lain-lain.
c. Keluarga. Pernikahan, rumah tangga, family
d. Media. Wartawan, radio, majalah, “bintang” TV.
e. Seni dan budaya. Musik dan penulisan lagu, lukisan, karya tulis, puisi, ukir, patung dan dekorasi, dll.
f. Hiburan. Kaset, CD, video, teater, bioskop, tempat-tempat berlibur.
g. Olah raga. Bulu tangkis, sepak bola, renang, volly ball, dan lain-lain.
h. Spiritualitas. Keyakinan, gereja, mesjid, kuil, patung dan takhyul, agama-agama suku dan lainnya.
i. Pendidikan. Play group, PAUD, taman kanak-kanak dan SD sampai Sekolah Menengah dan Universitas serta Lembaga-lembaga Kursus lainnya.
j. Bisnis dan ekonomi. Sarana perdagangan, bank, pasar modal dan tempat usaha.
k. Ilmu dan Teknologi. Komputer, internet, dan lain-lain.
l. Sosial. pengobatan, rumah sakit, kepeduliaan kepada orang miskin, tuna wisma, dan yatim piatu, lembaga swadaya masyarakat.
Menjadi Duta Kerajaan Allah
Kita berbicara tentang Ambassador(duta besar). Beberapa tugas/kriteria duta besar secara umum:
· Perwakilan dari raja/ratu/presiden atau suatu pemerintahan di negara sahabat. Seringkali suatu organisasi internasional juga memiliki duta besar. Dalam kaitannya dengan negara, duta besar merupakan perwakilan politik di negara asing.
· Memiliki tugas dan tanggung-jawab untuk mewakili kepentingan negaranya di negara sahabat atau di manapun ia ditempatkan.
· Harus mampu melindungi warga negaranya yang berada di negeri asing.
· Diberi kewenangan yang besar bahkan seringkali tidak terbatas dalam mewakili pemerintahan negaranya dan melindungi warga negaranya.
Dalam bacaan FT di atas, kita adalah utusan-utusan Kristus, duta besar kerajaan Allah. Berarti kita adalah pengantara Allah yang bertugas membawa orang-orang berdosa untuk diperdamaikan dengan Allah. Kewarganegaraan kita adalah kerajaan sorga.
- Duta Kerajaan Surga
Duta besar kerajaan Allah di muka bumi memiliki tugas-tugas khusus :
1. Perwakilan Kristus
Menjadi perwakilan yang diberi wewenang (authorized representative): apa yang dilakukan atau dihadapi oleh Tuhan Yesus dapat kita lakukan juga. Bukan sekedar wewenang untuk makan/minum/bekerja, tetapi untuk menjala manusia bagi kerajaan Allah. Ada 2 misi yang harus dilakukan oleh perwakilan yang diberi wewenang ini, yaitu 1) Misi Umum : Mat. 28:19-20 >> pergi dan menjala manusia, membawa manusia yang berdosa untuk didamaikan dengan Allah. Kita selalu ingat untuk menceritakan tentang Yesus kepada orang lain, tidak hanya dalam lingkungan gereja, tetapi dalam lingkungan bisnis juga. 2) Misi khusus: kita melayani Tuhan dengan talenta-talenta yang Tuhan berikan secara khusus kepada kita, karena itu setiap kita harus saling menghargai. Seorang duta besar harus membela warga negaranya, bukannya menghakimi, menghantam, hanya mengoreksi, tetapi sebaliknya, memberikan jalan keluar. Menjadi perwakilan yang
Berbicara untuk Kristus Ditunjuk (appointed representative): Tuhan yang menunjuk kita untuk ada di dunia. Karena itu, jangan minder dengan kondisi atau keadaan jasmani kita. Jangan sampai ada sakit hati atau gambar diri yang rusak. Kita berharga bagi Tuhan, Tuhan sendiri yang menunjuk kita sebagai perwakilanNya di bumi ini.
Agen Kristus: dalam dunia sekuler, agen adalah individu/lembaga yang diberi wewenang dan tugas tertentu oleh individu/lembaga lain yang biasanya memiliki posisi lebih tinggi. Kita adalah agen dari Tuhan sendiri, dan karenanya memiliki kedudukan yang tinggi, sehingga setiap permasalahan ada di bawah kita. Kita adalah agen Tuhan untuk membawakan kesembuhan bagi orang-orang yang sakit, membawa damai bagi orang lain, memberikan pekerjaan bagi orang yang memerlukannya.
2. Berbicara untuk Kristus:
1) bahwa Yesus adalah Juruselamat. Kita berbicara bukan sekedar berkata-kata, tetapi hidup kita sendiri yang mengalami Kristus yang berbicara untuk Kristus. Artinya kita selalu memuliakan Allah; setiap perkataan mulut kita hanya meninggikan Tuhan. Kita harus dapat menguasai lidah, tahu kapan harus diam, dan kapan harus bicara,
2) tentang Injil Kerajaan; Mat. 24:14 >> Tuhan Yesus baru datang datang kembali kalau Injil Kerajaan sudah diberitakan di seluruh dunia. Kerajaan Allah berbicara tentang kuasa; bukan sekedar soal makan/minum, tetapi soal damai, sukacita, dan kebenaran oleh Roh. Dalam situasi apapun, sebagai agen Kristus kita harus selalu membawa damai,
3) pelayanan umat manusia: kita melayani manusia, bukan gedung gereja atau acara ibadah. Dalam melayani manusia, pasti ada proses yang harus kita lalui. Tetapi kalau kita mau datang pada Tuhan, segalanya pasti dapat diselesaikan dalam damai. Setiap kita dipakai Tuhan untuk melayani orang lain. Apapun kekurangan kita, tidak membatasi kita untuk melakukan pelayanan kepada sesama. Sebagai orang yang berbicara untuk Kristus kita harus memiliki keputusan hati untuk memberi makan kepada orang yang jahat sekalipun. Bukan hanya makanan jasmani, tetapi juga makanan rohani. Tetap berbuat baik kepada yang berbuat jahat kepada kita.
3. Berdiri untuk Kristus :
1) Memiliki standar hidup yang sesuai dengan FT. Ingat dari mana kita diangkat Tuhan. Kadang kala kita lupa dan menganggap bahwa kita diangkat dengan kekuatan kita sendiri, sehingga tidak lagi mengontrol diri.
2) Selalu memuliakan Tuhan,
3) membangun gerejaNya. Kita adalah gereja Tuhan, dan karena itu kita harus saling menasehati, menghibur dan membangun.
Ada 2 aspek hubungan antara duta besar dan Raja
1.Hubungan antara duta besar dengan sang pengirim
Seorang duta juga harus sadar bahwa dia adalah wakil Negara,sehingga dia sadar bahwa harus memberikan yang terbaik.Demikian juga kita sebagai duta Kerajaan Sorga harus melakukan misi Tuhan dengan sungguh-sungguh.Sebagai duta Kerajaan Sorga jangan kita malu-malu untuk bicara ataupun menembus sesuatu yang harus kita tembus.Apabila Tuhan meminta kita untuk bicara maka taat akan kehendakNya.
2.Hubungan Duta dengan tugasnya
a.Seperti dalam Alkitab mengenai Yunus (Yun.1:1-3) yang dikirim Tuhan untuk melakukan tugas panggilan tetapi Yunus menolaknya.Ada konsekuensi seseorang yang menolak panggilan Tuhan.Jangan lari dari misi yang sudah Tuhan beri dalam kehidupan kita,berdoalah kepada Tuhan karena ketika kita menolaknya maka orang sekitar kita juga bisa terkena malapetaka.Jangan menolak misi itu karena dibalik misi itu ada rencana Tuhan.
b.Seorang duta harus membawa damai dan melakukannya dengan jalan yang benar,bila tidak maka yang terjadi bukan damai tetapi ramai.Demikian juga kita ketika kita menjadi duta Kerajaan Tuhan maka kita harus menjaga tutur kata,sikap dan hidup kita yang mencerminkan Tuhan dalam hidup kita.Sehingga orang yang belum mengenal Tuhan akan melihat kehidupan Tuhan dalam hidup kita dan mau menjadi pengikut Tuhan Yesus.
c.Sebagai seorang duta tidak boleh kompromi.Bila diperintahkan harus menjalankan sesuai dengan perintah yang diberikan dan jangan ada kompromi sehingga Yeh.33:7-9 terpenuhi.
Dua jenis keimamatan :
Masalah yang dihadapi Paulus adalah apakah jemaat akan ikut pola lama, yaitu Hukum Taurat yang berdasarkan kuasa daging atau apakah jemaat akan berjalan menurut pola baru, yaitu kasih karunia yang berdasarkan kuasa Roh Kudus? Ternyata jemaat-jemaat Galatia, setelah mulai dengan kuasa Roh sudah kembali kepada pola lama yang berdasarkan kuasa daging manusia.
Imamat dalam Hukum Taurat adalah SUKU IMAM, yaitu suku Lewi. Semua orang lain adalah awam. Hanya satu suku yang melayani dan orang lain menonton saja. Padahal, imamat dalam Perjanjian Baru adalah KERAJAAN IMAM atau IMAMAT RAJANI di mana setiap orang melayani menurut kasih karunia yang diberikan oleh Roh Kudus kepada tiap-tiap orang.
Baca Roma 8:1-8 yang mengungkapkan bahwa Hukum Taurat “tak berdaya oleh daging” dan gaya pelayanan itu adalah “perseuruan terhadap Allah” dan “tidak mungkin berkenan kepada Allah.” Pola pelayanan lama itu sudah batal. Kita bukan di bawah Hukum Taurat yang tidak mampu membawa pengampunan, kemenangan atau kesempurnaan, Ibr.10:1-14, tetapi sekarang kita di dalam Tubuh Kristus yang adalah IMAMAT RAJANI.
Imamat Rajani
Konsep Alkitab tentang Tubuh Kristus adalah bahwa kita bukan orang awam (bodoh) yang dilayani suku imam atau suku pendeta tetapi setiap orang percaya adalah imam dan raja yang melayani. Seorang imam adalah orang yang memiliki akses langsung kepada Tuhan, seorang saksi Yesus yang mengantar orang agar mereka mengenal Yesus, seorang penyembah. Seorang raja adalah seorang yang memiliki kuasa dan otoritas atas dosa, penyakit dan kuasa kegelapan. Setiap orang percaya dipanggil untuk melayani! Perhatikan pernyataan Rasul Petrus:
“Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” 1Petrus 2:9)
Tidak ada panggilan atau karunia sebagai penonton atau pemanas kursi. Kita semua diberikan fungsi khusus sebagai anggota-anggota Tubuh Kristus. Jemaat hanya sehat dan bertumbuh dalam kemenangan kalau semua melayani
1Kor. 12:7, “kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.”
1Kor. 12:11, “semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.”
1Kor. 14:26, “Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu.”
Efesus 4:16, “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota.”
Perhatikan pula ayat-ayat ini tentang peranan kita sebagai imamat rajani – Matius 5:9; Roma 12: 1-11; 2Kor.5:17-20; Fil.4:18; Ibr.13:15-16; 1Pet.2:5; Wahyu 1:6; 5:10; 20:6.
- Memenuhi bumi dengan Pemuridan
Pentingnya Pemuridan
Di dalam seluruh kitab perjanjian baru tercatat 269 kali kata “murid”, sedangkan kata “kristen” hanya tercatat 3 kali, dan itupun ditujukan kepada murid-murid Kristus. Walaupun kata “murid” adalah kata yang begitu penting sehingga perlu berulang-ulang ditulis, namun gereja sekarang telah banyak mengabaikannya. Gereja sekarang lebih banyak merasa puas apabila anggota jemaatnya telah menjadi pemeluk agama Kristen dan aktif beribadah serta menjadi pemanas bangku gedung ibadah.
Ada pula gereja yang menawarkan berbagai “program pemuridan” seperti kelas-kelas, seminar-seminar, kelompok-kelompok kecil pemuridan. Gereja yang demikian tentu lebih baik dari gereja yang jemaatnya hanya beribadah pada hari Minggu. Namun apabila diamati lebih seksama, ternyata “program-program pemuridan” yang demikian sangat tidak efektif dalam menghasilkan perubahan hidup dan kepemimpinan. Oleh sebab itu, apabila kita mengamati keadaan gereja dengan jujur, kita dapat melihat bahwa kualitas karakter gereja tidak terlalu berbeda dengan karakter dunia ini. Gereja rasanya masih jauh dari keserupaan dengan Kristus seperti pada gereja mula-mula. Hal ini dialami Gereja karena mengabaikan Pemuridan.
Selama dalam misiNya di bumi, Yesus menyadari bahwa pemuridan merupakan hal yang terpenting.
Selain pelayananNya untuk “umum” (khotbah, mengajar, menyembuhkan,dsb), Dia menyediakan waktuNya untuk melatih ke-12 muridNya melalui pelayanan “khusus”.
Selama tiga sampai tiga setengah tahun waktuNya atau masa diantara Dia dibaptis sampai saat kenaikkanNya ke Surga, Dia menempatkan pelatihan bagi ke-12 muridNya sebagai prioritas yang utama.
Yesus menugaskan bagi para generasi berikutnya mengikuti proyek pelatihan untuk pemuridan (Mat 28:19).
Yesus tidak memformulasikan penugasan ini sebagai saran atau pilihan, tetapi sebagai obligasi mutlak.
Yesus mengajarkan supaya kita tidak hanya mengajak orang untuk masuk Kristen, tetapi menjadikan mereka murid (Dia menginginkan buah pada akhirnya: Yoh 15:16).
Pemuridan adalah metode optimal untuk memenangkan dunia bagi Allah.
Pengaruh yang besar dari pengajaran agama di masa gereja mula-mula dan masa pelayanan Paulus membuktikan bahwa pelatihan dalam pemuridan merupakan cara yang paling efektif untuk mengabarkan Injil di dunia.
Kualitas lebih penting daripada kuantitas : sedikit orang yang berkomitmen untuk menjadi murid, dan yang telah belajar untuk menjadi serupa dengan Kristus, akan lebih mengenal Allah daripada sejumlah besar pengikut yang kurang memiliki kepercayaan
Menjadikan banyak murid merupakan strategic yang dipilih Allah untuk memenangkan dunia.
Nilai dari pelatihan dalam pemuridan
Para pengikut akan dipimpin dan dilatih untuk menjadi murid-murid yang benar. Para murid akan bertumbuh untuk menjadi serupa dengan Kristus. Mereka akan mengalami hidup yang indah karena persekutuannya dengan Kristus. Murid akan menceritakan pengalaman hidup mereka kepada orang lain. Melalui misi menjadikan banyak murid, pekabaran Injil di dunia akan semakin berkembang dengan pesat. Jika kita menjadikan banyak murid, kita menyenangkan hati Allah, karena kita bersungguh-sungguh dalam melakukan perintahNya yang tertulis dalam Mat 28:18-20
.
Pemuridan adalah sebuah proses dimana seorang percaya dengan contoh hidup membiarkan Kristus memakainya sebagai alat untuk melayani sejumlah orang tertentu dalam waktu tertentu, dalam perjumpaan personal , untuk mencapai keserupaan Kristus (potensi maksimalnya), demi tujuan pembangunan rumah Tuhan, serta mereproduksi dirinya kepada orang yang dimuridkan.
Tuhan memerintahkan kepada semua muridNya, bukan hanya kepada rasul-rasulNya saja, semua orang percaya/ orang kudus, dari pemimpin tertinggi sampai orang yang baru percaya (Matius 28:19-20) untuk melakukan pemuridan.
Kristus berkata, “Jadikanlah sekalian bangsa muridKu ..” (Matius 28:19). Dulu ketika Kristus datang ke dunia sebagai manusia, Ia-lah yang menjadikan orang-orang menjadi muridNya/ pengikutNya (Matius 4:19, Lukas 9:23-24). Setelah Ia mati, bangkit, dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, Ia tetap melakukan pemuridan. Ia tetap menjadikan orang-orang muridNya, tetapi sekarang melalui tubuhNya, yaitu murid-muridNya (Matius 28:19-20). Jadi pemuridan bukanlah menjadikan orang murid kita, tetapi menjadikan orang murid Kristus.
Seharusnya konsep pemuridan yang benar adalah: “Kristus memakai anggota tubuhNya, untuk menjadikan seseorang muridNya.” Jadi Kristuslah yang memuridkan, sedangkan peranan si pembuat murid adalah sebagai anggota tubuh yang dipakai sebagai alat untuk mengekspresikan Kristus. Jadi diperlukan seseorang untuk “menjadikan” orang lain murid Kristus. Ingat! Satu-satunya cara Kristus membuat murid adalah melalui seseorang yang telah terlebih dahulu dimuridkan.
Melayani adalah sikap hati yang terutama, yang harus dimiliki oleh seorang pembuat murid.
Di dalam pemuridan tidak boleh terjadi kontrol, manipulasi, dominasi dari si pembuat murid agar si murid mengikuti kemauan si pembuat murid dan bukan kemauan Kristus. Seharusnya si pemurid adalah seorang pelayan atau hamba yang siap melayani agar Kristus dapat berekspresi untuk menjadikan orang lain murid Kristus (Markus 10:42-45).
Pemuridan adalah proses untuk serial murid mencapai kemaksimalamnya dalam panggilan, dalam karakter dalam kompetensinya sehingga hidupnya akan menghadirkan kerajaan Allah di bumi . sesuai dengan apa yang Tuhan tetapkan dari mulanya dalam Kejadian 1:28 Dan menggenapi nubuatan Habakuk 2:14.
Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut.