2 Raja-raja 4:2, 6 Jawab Elisa kepadanya: “Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah.” Berkatalah perempuan itu: “Hambamu ini tidak punya sesuatu apa pun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak.” Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: “Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi,” tetapi jawabnya kepada ibunya: “Tidak ada lagi bejana.” Lalu berhentilah minyak itu mengalir.
Baca kisah lengkapnya di 2 Raja-raja 3:1-7 tentang Minyak Seorang Janda. Dia ditinggal mati oleh suaminya yang seorang nabi dengan anak-anaknya. Sepeninggal suaminya janda itu hidup dari berhutang sehingga terjerat sampai anaknya akan diambil menjadi pembayar hutang. Sampai waktunya dia bertemu dengan Elisa baru dia tahu apa yang harus dilakukan untuk hidupnya. Ternyata suaminya meninggalkan sebuah buli-buli berisi minyak. Pekerjaan nabi adalah mengurapi orang dengan minyak dari buli-buli. (1 Samuel 10:1). Dia hidup dengan menuang minyak dari buli-buli. Seorang perempuan di akhir pelayanan Yesus datang membawa buli-buli berisi minyak narwastu yang ditaksir berharga dua ratus dinar. Tetapi ketika dia menuangkannya untuk mengurapi Yesus nilainya bukan lagi dua ratus dinar tetapi menjadi tidak ternilai karena perbuatannya itu akan terus dikenang dimanapun Injil diberitakan, yang sama artinya dengan jutaan bahkan mungkin miliaran manusia yang diselamatkan dan menjadi saksi di bumi dan di sorga atas perbuatannya menuangkan minyak bagi Yesus. (Matius 26:6-13; Yohanes 12:1-8)
Berapa banyak masalah yang sedang saudara hadapi dan sampai saat ini tidak kunjung tuntas? Lalu saudara berpikir untuk menyelesaikan dengan mengusahakan sesuatu di luar dirimu. Saudara selalu melihat apa yang ada diluar dirimu sebagai solusi padahal solusinya adalah apa yang ada pada dirimu. Mungkin hal itu sepadan juga dengan kebiasaan menyalahkan orang diluar saudara atas masalah yang menimpamu padahal sumber masalahnya adalah ada di dalam dirimu sendiri. Sekarang periksa kepada diri saudara apa-apa saja yang saudara miliki. Tidak masalah kalau itu terlalu kecil dan tidak mungkin menolongmu. Itu hanya anggapanmu saja. Justru sekarang cara berpikirmu yang harus diubah.
2 Raja-raja 4:3-4 (TB) Lalu berkatalah Elisa: “Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit. Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!”
Dua langkah penting yang diajarkan Elisa kepada janda nabi itu yaitu kumpulkan bejana sebanyak mungkin dan tuangkan isi buli-bulinya. Tentukan sasaran perbuatan baik apa yang akan saudara lakukan; jangan selalu terpusat pada kesusahan diri sendiri tetapi pusatkan pada apa yang jadi perhatian Tuhan; Dia selalu peduli kepada orang-orang miskin dan lemah.
Amsal 19:17 Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.
Kalau saudara berhutang saudara bisa kepayahan tetapi Tuhan tidak akan pernah berhutang. Tuangkan minyak dari buli-buli itu bermakna berilah dati apa yang saudara punya, jangan terus berharap pada pertolongan dan perhatian orang; nanti saudara kecewa kalau orang tidak menanggapi saudara. Sekarang tariklah perhatian Tuhan kepada saudara dengan “menuang kebaikan” dari keterbatasanmu. Terbatas itu artinya ada tapi tidak banyak, bukan tidak ada sama sekali. Yang tidak ada itu mungkin imanmu sehingga tidak percaya bahwa Tuhan sudah menyediakan jalan keluar bagimu. Mujizat terjadi karena ada iman ditengah keterbatasan. (HT)